BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Kayu
adalah salah satu bahan konstruksi yang diperoleh dari tumbuhan di alam, yang juga tidak hanya merupakan bahan konstruksi
pertama, tetapi juga mungkin yang terakhir dalam suatu konstruksi.
Melihat
luas dan pentingnya benda-benda yang terbuat dari kayu maka diperlukan keahlian dan teknik-teknik tertentu
dalam proses pembuatan benda-benda konstruksi kayu tersebut. Oleh karena itu, Politeknik Negeri Bandung
Jurusan Teknik Sipil mewajibkan mahasiswa teknik sipil untuk melakukan praktikum
uji kayu. Dengan adanya praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
sifat-sifat kayu yang digunakan untuk konstruksi.
1.2
TUJUAN
a.
Tujuan
Umum :
Setelah akhir pelajaran diharapkan trainee
dapat menentukan kualitas dari
suatu kayu.
b.
Tujuan
Khusus :
Ø Menentukan berat jenis kayu
dengan ketelitian yang cukup
Ø Menerangkan cara pengujian
berat jenis kayu
Ø Menentukan kekuatan dan modulus
lentur kayu dengan ketelitian yang cukup
Ø Menerangkan cara pengujian
kekuatan dan modulus lentur kayu
Ø Menentukan kekuatan tekan
sejajar serat kayu dengan ketelitian yang cukup
Ø Menerangkan cara pengujian
kekuatan tekan sejajar serat kayu
Ø Menentukan kekuatan tekan tegak
lurus serat kayu dengan ketelitian yang
cukup
Ø Menerangkan cara pengujian
kekuatan tekan tegak lurus serat kayu
Ø Menentukan kekuatan geser
sejajar serat kayu dengan ketelitian yang cukup
Ø Menerangkan cara pengujian
kekuatan geser sejajar serat kayu
Ø Menentukan kekerasan kayu
dengan ketelitian yang cukup
Ø Menerangkan cara pengujian
kekerasan kayu
Ø Mempergunakan alat/mesin uji
dengan terampil
BAB II
DASAR TEORI
2.1 SPESIFIKASI
Kayu adalah bahan bangunan yang
dibuat oleh alam. Kayu memiliki sifat yang tidak dapat menghantarkan
listrik, tidak korosi, dan keras.
2.2 KLASIFIKASI
a.
Klasifikasi makrostruktur
1.
Berdasarkan kekerasan batang, kayu dibagi
dua jenis, yaitu :
a.
Kayu lunak
b.
Kayu keras
2.
Berdasarkan jenis daunnya, yaitu :
a.
Berdaun sempit
b.
Berdaun lebar
- Klasifikasi mikrostruktur
1. Berdasarkan susunan selnya
a.
berpori
b.
tidak berpori
2.3 URUTAN
PENGUJIAN
1.
UJI KADAR AIR
I.
REFERENSI :
1.
ASTM 2395-69
2.
Pedoman Pengujian Sifat fisik dan Mekanik kayu Publikasi
khusus
3.
Job Sheet Uji Bahan
II.
DASAR TEORI
Kadar air pada kayu sangat berpengaruh terhadap kekuatan kayu terutama
terhadap daya dukungnya yang akan sangat berpengaruh pada tegangan tekan
sejajar serat dan tegak lurus serat, tetapi pengaruh daya dukung ini lebih
kecil terhadap tegangan tekuk.
Kayu yang banyak mengandung air sangat rapuh karena sel-sel banyak terisi
oleh air dan serta menjadi regang. Untuk itulah, jika kayu mempunyai kadar air
yang tinggi maka kayu tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan
itu akan membuat air dalam kayu menguap sehingga serat-serat kayu akan menjadi
padat, selnya akan semakin menjepit atau merapat dan berkas serat menjadi
kokoh, sehingga dengan kecilnya kadar air suatu kayu maka kayu akan semakin
kuat dan awet.
Menurut PPKI 1961 ada 3 jenis kadar air pada kayu yaitu :
1.
Kadar air kering oven, dimana kadar airnya 0%.
2.
Kadar air kayu kering udara < 24%.
3.
Kadar air kayu jenuh serat berkisar antara 24-30%.
4.
Kadar air kayu basah berkisar antara 20-400%.
Untuk menentukan kadar air kayu dapat digunakan rumus sebagai berikut :
ω =
Dimana
:
W1
= Berat awal (gr)
W2
= Berat kering oven (gr)
2. BERAT
JENIS
I.
REFERENSI :
1. ASTM 2395-69
2. Pedoman Pengujian Sifat
fisik dan Mekanik kayu Publikasi khusus
3. Job Sheet Uji Bahan
III.
DASAR TEORI
Kayu dipergunakan untuk bahan bangunan harus mempunyai sifat-sifat yang
sesuai dengan standar yang telah ditentukan seperti keawetannya, berat jenis,
kepadatan dan kekerasan serta kekuatan.
Standar yang telah ditentukan tersebut sangat penting untuk dapat
mengklasifikasikan, sehingga dapat dipergunakan secara efisien dengan sifat
yang telah dimilikinya.
Kekerasan kayu menunjukkan kepadatannya, semakin padat suatu kayu maka
semakin kuat kayu tersebut. Dengan demikian , kekerasan yang menujukkan
kepadatan juga akan menentukan kekuatan dari kayu tersebut. Untuk itu perlu diketahui tingkat kekerasan
untuk dapat memikul beban. Dengan mengetahui kekerasan kayu, maka dapat
diperkirakan kekuatan yang mana akan menentukkan dalam penggunaan kayu
tersebut. Untuk itu berat jenis kayu akan diklasifikasikan menurut tingkat
pemakaiannya.
Tabel PKKI. 1961 kekuatan kayu berdasarkan kekuatan absolut.
Kelas kuat
|
Bj kering udara
|
I
|
>0.9
|
II
|
0.9-0.6
|
III
|
0.6-0.4
|
IV
|
0.4-0.3
|
V
|
< 0.3
|
Rumus Berat jenis berdasarkan ukuran dimensi :
dimana: B = berat
kering udara (gr)
V = P
x L x t ( cm3)
Rumus Berat jenis berdasarkan volume dalam air:
dimana: B = berat kering udara (gr)
V = Volume benda uji
dalam air ( cm3)
M = Kadar air kayu (%)
3. KEKERASAN
I. REFERENSI
1. PKKI 1961
2. Pedoman Pengujian Sifat fisik dan Mekanik kayu Publikasi
khusus
3. Job Sheet Uji Bahan
II. DASAR TEORI
Kekerasan, yaitu masuknya peluru baja dengan diameter 1,13
cm dengan menggunakan mesin penekan kedalam kayu hingga peluru baja masuk
kedalam kayu sedalam ½ dari diameter peluru .
Kayu yang digunakan untuk bahan konstruksi harus memenuhi
syarat-syarat kayu untuk penggunaan koanstruksi salah satunya kekerasan kayu .
Sifat yang menunjukan bahwa kepadatan suatu kayu adalah kekerasannya, semakin
padat suatu kayu maka dapat dikatakan bahwa kayu tersebut keras dan
kekuatannyapun semakin tinggi . Kekerasan suatu jenis kayu dapat digunakan
untuk mempertimbangkan kekuatan pemakuan atau pengeboran .
Arah aksial, tangensial dan radial kayu :
4. KUAT
TEKAN TEGAK LURUS SERAT
I.
REFERENSI
1. PKKI 1961
2. ASTM D – 143 – 52
3. Pedoman Pengujian Sifat fisik dan Mekanik kayu Publikasi
khusus
4. Job Sheet Uji Bahan
II. DASAR TEORI
Kuat tekan tegak lurus serat (σ tkn ┴) adalah
kekuatan kayu dalam menerima beban atau
menahan beban yang bekerja dalam arah tegak lurus seratnya .
Kekuatan kayu pada arah tegak lurus serat pada umumnya
lebih kecil daripada arah sejajar seratnya, karena kayu lebih kuat menahan
beban pada arah sejajar serat .
·
Untuk menghitung kuat tekan tegak lurus serat (σ tkn ┴)
digunakan rumus :
dimana : σ tkn ┴ = kuat tekan/tegangan tegak lurus
serat (kg/cm2) .
P max = beban maksimum hingga terjadi deforkasi
terhadap kayu sebesar 2,5 mm (kg) .
A = luas bidang tekan (cm2)
.
Karena didalam pedoman PKKI 1961, tidak ada tegangan tekan tegak lurus
absolut σ tkn ┴ , maka
dilakukan dengan cara pendekatan, maka didapat tabel tegangan tekan tegak lurus
serat absolut sesuai dengan kelas
kuatnya , sebagai berikut :
Kelas kuat
Kayu
|
σ tkn ┴ absolut
(kg/cm2)
|
Elastisitas (E)
(kg/cm2)
|
I
|
> 200
|
125.000
|
II
|
125 – 200
|
10.000
|
III
|
75 – 125
|
80.000
|
IV
|
47,78 – 75
|
60.000
|
V
|
< 47,78
|
_
|
5. KEKUATAN GESER SEJAJAR SERAT
I. REFERENSI
1. ASTM D – 43 – 53
2. PKKI 1961
3. Pedoman Pengujian Sifat fisik dan Mekanik kayu Publikasi
khusus
4. Job Sheet Uji Bahan
II. DASAR TEORI
Pada suatu konstruksi kayu, dimensi panjang kayu sangat terbatas oleh
karena itu dilakukan penyambungan agar kebutuhan kayu yang diinginkan dapat
terpenuhi .
Pada daerah sambungan tersebut terjadi geser yang diakibatkan oleh adanya
gaya geser yang bekerja, karena itu dilakukan pengujian kuat geser kayu dan besarnya beban geser yang
dapat ditahan oleh bidang geser kayu .
Untuk menghitung kuat geser kayu digunakan rumus :
dimana : τ // =
tegangan geser // serat kayu (kg/cm2)
PH =
beban/gaya geser yang bekerja (kg)
A = luas bidang geser (cm2)
Karena didalam pedoman PKKI 1961, tidak ada tegangan geser absolut maka
dilakukan dengan cara pendekatan, maka didapat tabel tegangan geser absolut
sesuai dengan kelas kuatnya , sebagai berikut :
Kelas kuat
Kayu
|
τ // absolut
(kg/cm2)
|
Elastisitas (E)
(kg/cm2)
|
I
|
> 100
|
125.000
|
II
|
60 – 100
|
10.000
|
III
|
40 – 60
|
80.000
|
IV
|
23,89 – 40
|
60.000
|
V
|
< 23,89
|
_
|
6. KUAT TEKAN SEJAJAR SERAT
I. REFERENSI
1. ASTM 143 – 52
2. PKKI 1961
3. Pedoman Pengujian Sifat fisik dan Mekanik kayu Publikasi
khusus
4. Job Sheet Uji Bahan
II. DASAR TEORI
Kuat tekan sejajar serat (σ tkn //) adalah kekuatan kayu dalam
menahan atau menerima beban tekan yang bekerja dalam arah sejajar seratnya .
Kayu adalah suatu material yang digunakan untuk konstruksi, baik digunakan
sebagai struktur ataupun sebagai hiasan . Kayu yang digunakan sebagai struktur
harus mempunyai sifat awet, padat, tahan terhadap lentur maupun tekan . Karena
kekuatan kayu baik dari kuat tekan atau kuat lenturnya akan menentukan kelas
kuat kayu disamping keawetannya .
Kelas kuat kayu dan tegangan tekan // serat (σ tkn //), menurut
PKKI 1961 :
Kelas kuat kayu
|
Tegangan tekan // serat
(σ tkn //) (kg/cm2)
|
Elastisitas (E)
(kg/cm2)
|
I
|
> 650
|
125.000
|
II
|
650 – 425
|
100.000
|
III
|
425 – 300
|
80.000
|
IV
|
300 – 215
|
60.000
|
V
|
< 215
|
_
|
Untuk mengetahui besarnya kuat tekan // serat (σ tkn //) kayu
maksimum, digunakan rumus :
dimana : σ tkn
// max = tegangan tekan // serat
(kg/cm2) .
P max = beban maksimum yang diberikan sampai
benda uji mengalami keruntuhan
(kg) .
A
= luas permukaan bidang tekan (cm2) .
P prop max adalah beban terbesar yang dapat diterima oleh kayu
tanpa menyebabkan deformasi plastis pada kayu tersebut . P prop max
biasanya didapat dari grafik hubungan antara P dan Δl .
σ tkn // prop max dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
dimana : σ tkn
// prop max = beban terbesar yang dapat diterima oleh kayu
tanpa menyebabkan deformasi plastis pada kayu (kg) .
A = luas permukaan bidang tekan
(cm2) .
Untuk menghitung modulus elastis (E) dapat digunakan rumus :
dimana : P = beban tekan (kg) .
A = luas permukaan
bidang tekan (cm2) .
Δl = deformasi kayu
(cm) .
l = panjang kayu (cm) .
7. LENTUR
I. REFERENSI
1. ASTM D – 143 – 52
2. PKKI 1961
3. Pedoman Pengujian Sifat fisik dan Mekanik kayu Publikasi
khusus
4. Job Sheet Uji Bahan
II. DASAR TEORI
Tegangan lentur kayu menurut PKKI 1961 di uji dengan menggunakan benda uji
dengan ukuran 5cm x 5cm x 76cm dan dibebani dengan beban terpusat .
Untuk menghitung tegangan lentur dan modulus elastis kayu yang di
akibatkan oleh beban lentur maka digunakan rumus :
·
Untuk menghitung tegangan lentur maksimum digunakan rumus :
;
dimana : Pmax = beban maksimum (kg)
L = panjang kayu (cm)
b = lebar kayu (cm)
h = tinggi kayu (cm)
·
Untuk menghitung defleksi/lendutan (δ) digunakan rumus :
;
dimana : E =
modulus elastisitas kayu (kg/cm2)
P = beban (kg)
L = panjang kayu (cm)
δ = defleksi/lendutan (cm)
I = momen inersia kayu
·
Untuk menghitung tegangan lentur proporsional maksimum
digunakan rumus :
dimana : Pprop max = beban maksimum saat kayu
masih dalam keadaan elastis (kg)
L = panjang kayu (cm)
b = lebar kayu (cm)
h = tinggi kayu (cm)
Pengujian kuat lentur kayu dilakukan untuk mendpatkan beban lentur
maksimum yang dapat ditahan oleh kayu, hingga kayu tersebut mengalami patah
atau rusak .
Tegangan lentur (σltr) absolut yang diijinkan menurut PKKI 1961
adalah :
Kelas kuat kayu
|
σltr absolut
(kg/cm2)
|
Elastisitas (E)
(kg/cm2)
|
I
|
> 1100
|
125.000
|
II
|
1100 – 725
|
100.000
|
III
|
725 – 500
|
80.000
|
IV
|
500 – 360
|
60.000
|
V
|
< 360
|
_
|
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1 ALAT
DAN BAHAN.
1.KADAR
AIR
A. Peralatan
1.
Timbangan kapasitas 1500 gr dengan ketelitian 0.01 gr
2.
Oven dengan suhu tetap 1030C ± 80.
3.
Jangka sorong.
B. Bahan :
Ø Sampel kayu kamper ukuran
5 x 5 x 5 cm, 1 buah
2. BERAT
JENIS
A. Peralatan
Timbangan kapasitas 1500 gr dengan ketelitian 0.01 gr
1.kawat.
2.Bejana / tabung / gelas
ukur kapasitas ± 500 ml
3.Gergaji mesin
4.Mistar, siku, callipper
B. Bahan :
Ø Sampel kayu ukuran 5 x 5
x 5 cm, 1buah
3. KEKERASAN
A. Peralatan :
a.
Mesin tekan manual, ujung penekan berbentuk ½ lingkaran
dengan A = 1 cm2
b.
Proving ring
c.
Mistar dan jangka sorong
d.
oven
B. Bahan :
Ø Sampel kayu ukuran 5 x 5
x 15 cm, 1buah
4. KUAT
TEKAN TEGAK LURUS SERAT
A. Peralatan :
a. Mesin kuat tekan dengan
pemberian beban secara konstan .
b. Alat pengukur deformasi (Proving
ring) .
c. Mistar dan jangka sorong
d. oven
e. pelat baja ukuran 0,42 x
5,25 x 5,25 cm
B. Bahan :
Ø Sampel kayu ukuran 5 x 5
x 15 cm, 1buah
5. KEKUATAN
GESER SEJAJAR SERAT
A. Peralatan
a. Mesin penekan
b. Jangka sorong/mistar
c. Oven
d. Timbangan
e. alat uji kuat geser
B. Bahan :
Ø Sampel kayu ukuran 5 x 5
x 8 cm, 1buah
6. KUAT
TEKAN SEJAJAR SERAT
A. Peralatan :
a. Mesin penekan
b. Dial deformasi
c. Jangka sorong
d. oven
B. Bahan :
Ø Sampel kayu ukuran 5 x 5 x 20 cm,
1buah
7. LENTUR
A. Peralatan
a. Mesin kuat
tekan/lentur
b. Gergaji potong
dan belah
c. Ketam
d. Mistar,
meteran, jangka sorong
e. Oven
B. Bahan :
Ø Sampel kayu ukuran 5 x 5 x 76 cm,
1buah
3.2 LANGKAH
KERJA
1.KADAR AIR
A.
Pembuatan benda uji.
1.
Ambil kayu ukuran 6/12 x 400 cm kemudian ketam.
2.
Belah kayu menjadi 2 bagian yang ekivalen.
3.
Lalu potong benda uji sebanyak 1 buah dengan ukuran 5 x 5 x 5
cm.
B.
Pengujian kadar air
1.
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Ambil sampel kayu dengan ukuran
5x5x5 cm, lalu timbang didapat W1.
3.
Setelah di timbang benda
uji tersebut dimasukan kedalam oven selama 24 jam dengan suhu 1050C.
4.
Setelah dioven, keluarkan
benda uji lalu diamkan beberapa menit. Setelah dingin lalu ditimbang didapat W2.
5.
Hitung kadar air.
2.BERAT
JENIS
A.
Pembutan benda uji .
1. Ambil kayu ukuran 6/12 x
400 cm kemudian ketam.
2. Belah kayu menjadi 2
bagian yang ekivalen.
3. Lalu potong benda uji
sebanyak 1 buah dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm.
B.
Pengujian berat jenis.
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Timbang benda uji pada keadaan
kadar air aslinya dengan ketelitian ± 0.2 %, kemudian catat sebagai B gr.
3. Ukur panjang, lebar, dan tinggi benda uji dengan ketelitian
± 0.3%.
4. Sebelum menentukan volume benda
uji dalam air, timbang terlebih dahulu berat air + gelas ukur. ( C ).
5. Setelah itu masukkan benda uji kedalam gelas ukur, catat
beratnya.
6.
lalu masukkan kedalam
oven selama ±24 jam sebagai D gr.
7.
Setelah pengujian
selesai, ambil sampel dari benda uji untuk menentukan kadar airnya.
8.
Hitung berat jenis berdasarkan dimensi kayu dan volume kayu
dalam air.
3. KEKERASAN
1.
Ambil
benda uji berukuran 5x5x15 cm yang telah dipersiapkan, lalu ditentukan arah
serat (radial,axial dan tangensial).
2.
Tentukan titik penguji pada tiap penampang.
3.
Letakkan benda uji diatas mesin uji kekerasan.
4.
Tekan benda uji dengan memutar engkol hingga peluru baja
menekan banda uji sedalam ½ kali diameternya atau membentuk cekungan seluas 1
cm2.
5.
Putaran engkol harus konstan.
6.
Catatlah pembacaan proving ring pada saat peluru baja tadi
menelkan kayu ½ diameter peluru.
7.
Setelah pengujian kekerasan selesai, sebagian benda uji tadi
diuji kadar airnya.
4. KUAT
TEKAN TEGAK LURUS SERAT
1. Ambil benda uji (kayu) berukuran
5 x 5 x 15 cm yang telah dipersiapkan .
2. Lalu letakan kayu diatasa
mesin tekan, beri pelat baja tipis diatasnya agar pemberian beban dapat
terdistribusi secara merata .
3. Lalu lakukan penekanan
dengan kecepatan pemberian beban yang konstan .
Selama
pemberian beban, amati juga deformasi yang terjadi .
Beban
dihentikan apabila deformasi yang terjadi pada benda uji telah mencapai
deformasi sebesar 2,5 mm .
4. Catat beban (P) yang
terjadi = P max , lalu hitung
σ tkn ┴
.
5. Setelah pengujian kuat
tekan tegak lurus serat selesai,
sebagian benda uji tadi diuji kadar airnya.
5. KEKUATAN
GESER SEJAJAR SERAT
1. Ambil benda uji
yang telah disiapkan (5/5 x 8 cm), lalu letakkan pada alat uji kuat geser.
2. Letakkan benda
uji yang telah dipasang pada alat uji.
3. Lakukan
pembebanan pada kayu, hingga kayu patah pada bidang gesernya.
4. Catat pembacaan
beban (P) pada mesin uji dan hitunglah luas bidang gesernya.
5. Setelah selesai
pengujian, ambil sebagian kayu yang telah diuji untuk menentukan kadar airnya.
6. KUAT
TEKAN SEJAJAR SERAT
1. Ambil kayu,
potong lalu ketam sisi-sisinya hingga rata, ambil kayu sesuai dengan kebutuhan
dengan ukuran 5cm x 5cm x 20cm, 1 buah .
2. Ukur dimensi
benda uji dengan jangka sorong (p, l dan t)
3. Letakkan benda
uji tersebut pada alat penekan dengan posisi berdiri, sehingga arah penekanan
adalah sejajar dengan arah serat .
4. Pasang dial
deformasi pada bagian landas penekan.
5. Lakukan
pembebanan secara teratur/konstan hingga benda uji runtuh, baca deformasi
setiap pembebanan 5 KN.
6. Amati
keruntuhan/keretakan.
7. Ambil sebagian
kayu lalu masukkan dalam oven untuk mengetahui kadar air yang terkandung
didalam kayu tersebut .
8. Hitung stk// , buat grafik hubungan P dengan DL, dan hitung Modulus Elastisitasnya.
7. LENTUR
1.
Ambil
kayu, potong, ketam hingga rata . Ambil kayu dengan ukuran 5 x 5 x 76
cm, 1buah .
2.
siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan .
3.
Letakkan
benda uji diatas 2 tumpuan yang jaraknya 70 cm secara simetris, dimana posisi beban penekan/tabung
pelentur berada di tengah-tengah kayu.
4.
Letakkan
alat pengukur defleksi pada kayu (jarum ujung menempel pada kayu) pastikan
pengukur defleksi dalam keadaan nol .
5.
Lalu
mulai pembebanan dengan beban (P) tiap 1 kN secara konstan.
6.
Lakukan
pembacaan terhadap alat ukur defleksi
setiap beban bertambah 1 kN hingga kayu tersebut patah (sampai jarum pemebanan
tidak bergerak lagi).
7.
Amati
bentuk retak dan amati jenis retakannya.
8.
Ambil
sebagian potongan kayu dari kayu yang telah diuji untuk pengujian kadar air
yakni dengan membandingkan berat kayu setelah dioven dengan sebelum dioven.
9.
lakukan
perhitungan
BAB IV
DATA DAN PERHITUNGAN
4.1 DATA DAN PERHITUNGAN
A.
Pengujian Berat Jenis Kayu
Kode Benda Uji
|
Berat Benda Uji (gr)
|
Berat Benda Uji dalam Air (gr)
|
Berat Jenis (gr/cm3)
|
Berat Benda Uji (gr)
|
Kadar Air (%)
|
|
Awal
|
Kering Oven
|
|||||
1
|
93,2
|
10,3
|
0,90
|
93,2
|
74,0
|
25,94
|
2
|
89,8
|
12,1
|
0,88
|
89,8
|
80,2
|
11,97
|
· Perhitungan Berat Jenis:
Sampel 1:
Sampel 2:
|
· Perhitungan Kadar Air:
Sampel 1:
Sampel 2:
|
B.
Pengujian Kekuatan dan Modulus Lentur
Kayu
1. Jarak tumpuan (L), mm : 700
2. Lebar benda uji (b), mm : 46,88
3. Tinggi benda uji (h), mm : 50,00
4. Beban maks (P), N :
10800
5. Beban tahap satu (Pi), N : 0
6. Beban selanjutnya (Pn), N : 400
|
7. Lendutan tahap satu (Yi), mm : 0
8. Lendutan tahap berikutnya (Yn), mm : 25
9. W1, gram :
61,4
10. W2, gram :
52,6
|
· Kuat Lentur (fb), MPa:
· Modulus Lentur (Eb):
|
· Kadar Air ( :
|
C.
Pengujian Kekuatan Tekan Sejajar Serat
Kayu
Kode Benda Uji
|
Ukuran
Bidang Tekan Benda Uji (mm)
|
Beban
Tekan Maks (N)
|
Kuat Tekan
(Mpa)
|
Berat
Benda Uji (gr)
|
Kadar Air
(%)
|
||
Panjang(b)
|
Lebar (h)
|
Awal
|
Kering
oven
|
||||
KB
|
49,60
|
50,40
|
119000
|
47,603
|
59,90
|
45,60
|
31,36
|
· Perhitungan
Kuat Tekan:
|
· Perhitungan
Kadar Air:
|
·
Bentuk Retakan
D.
Pengujian Kekuatan Tegak Lurus Serat
Kayu
Kode Benda Uji
|
Ukuran
Bidang Tekan Benda Uji (mm)
|
Beban
Tekan Maks (N)
|
Kuat Tekan
(Mpa)
|
Berat
Benda Uji (gr)
|
Kadar Air
(%)
|
||
Panjang(b)
|
Lebar (h)
|
Awal
|
Kering
oven
|
||||
KB
|
55,10
|
44,44
|
54000
|
22,053
|
34,70
|
30,40
|
14,14
|
· Perhitungan
Kuat Tekan:
|
· Perhitungan
Kadar Air:
|
E.
Pengujian Kekuatan Geser Sejajar Serat
Kayu
Kode Benda Uji
|
Ukuran
Bidang Tekan Benda Uji (mm)
|
Beban
Tekan Maks (N)
|
Kuat Tekan
(Mpa)
|
Berat
Benda Uji (gr)
|
Kadar Air
(%)
|
||
Panjang(b)
|
Lebar (h)
|
Awal
|
Kering
oven
|
||||
KB
|
46,68
|
48,00
|
32000
|
14,281
|
42,70
|
33,80
|
26,33
|
· Perhitungan
Kuat Tekan:
|
· Perhitungan
Kadar Air:
|
F.
Pengujian Kekerasan Kayu
Kode Benda Uji
|
Ukuran
Bidang Tekan Benda Uji (mm)
|
Beban
Tekan (N)
|
Kekerasan
(Mpa)
|
Berat
Benda Uji (gr)
|
Kadar Air
(%)
|
||
Lebar(w)
|
Panjang(l)
|
Awal
|
Kering
oven
|
||||
Radial
|
50,00
|
50,00
|
8217,5
|
3,287
|
48,20
|
39,40
|
22,33
|
50,00
|
50,00
|
7505
|
3,002
|
||||
Kekerasan
Rata-rata (Radial)
|
3,1445
|
||||||
Tangensial
|
50,00
|
50,00
|
7600
|
3,04
|
|||
50,00
|
50,00
|
7552,5
|
3,021
|
||||
Kekerasan
Rata-rata (Tangensial)
|
3,0305
|
||||||
Longitudinal
|
50,00
|
150,00
|
6840
|
0,912
|
|||
50,00
|
150,00
|
7077,5
|
0,943
|
||||
Kekerasan
Rata-rata (Longitudinal)
|
0,9275
|
G.
Resume Uji Mutu Kayu
No.
|
Jenis
Pengujian
|
Metode
Uji
|
Hasil
Uji
|
Spesifikasi
|
1.
|
Berat Jenis, (gr/cm3)
|
|
|
|
2.
|
Kuat Lentur, MPa
|
|
|
|
3.
|
MoE, MPa
|
|
|
|
|
MoE, Kg/cm3
|
|
|
|
4.
|
Kuat Tekan Sejajar Serat, MPa
|
|
|
|
|
Kuat Tekan Sejajar Serat, Kg/cm3
|
|
|
|
5.
|
Kuat Tekan Tegak Lurus, Mpa
|
|
|
|
|
Kuat Tekan Tegak Lurus, Kg/cm3
|
|
|
|
6.
|
Kuat Geser Sejajar Serat, Mpa
|
|
|
|
|
Kuat Geser Sejajar Serat, Kg/cm3
|
|
|
|
7.
|
Kekerasan, Mpa
|
|
|
|
|
Kekerasan, Kg/cm3
|
|
|
|
4.2 KESIMPULAN :
BAB V
PENUTUP